Porsi EBT Capai 61% di RUPTL, PGE Siap Genjot Kapasitas PLTP hingga 1,7 GW
Pemerintah melalui PT PLN (Persero) resmi meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035 di Jakarta, Senin (26/5). Dokumen ini menetapkan target ambisius di mana Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi tulang punggung pertumbuhan kapasitas listrik nasional, dengan porsi 61% atau setara 42,6 GW dari total penambahan kapasitas pembangkit.
Dari angka tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) diproyeksikan menyumbang 5,2 GW. Menanggapi hal itu, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi secara aktif terhadap pencapaian target nasional tersebut.
Baca Juga: Tok! RUPTL PLN Disahkan, Target 69,5 GW dan Porsi EBT Capai 61%
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyebutkan bahwa sejumlah proyek strategis tengah dalam tahap pengembangan. Di antaranya adalah PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta proyek co-generation panas bumi dengan total kapasitas mencapai 230 MW.
“PGE siap berkontribusi aktif untuk menyediakan energi lokal yang andal, menggerakkan ekonomi lokal dan regional, sekaligus mendukung pencapaian target-target nasional,” ujar Julfi dalam keterangannya, Selasa (27/5/2025).
Baca Juga: RUPTL PLN Telan Dana Rp2.967 Triliun, Bahlil: Proyek Besar
PGE juga sedang mempersiapkan kegiatan eksplorasi di wilayah Seulawah, Kotamobagu, dan Gunung Tiga. Targetnya, kapasitas terpasang PGE naik dari 672 MW saat ini menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan dan mencapai 1,7 GW pada 2034.
Dengan pengalaman lebih dari empat dekade, PGE telah mengidentifikasi potensi cadangan panas bumi sebesar 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola sendiri.
下一篇:Hanya Ditunda, Syaiful Mujab Tegaskan Tidak Ada Jemaah Haji yang Keberangkatan Dibatalkan
相关文章:
- PropVaganza 2025 by Rumah123, Hadirkan Pilihan Hunian Lengkap, #RumahUntukSemua
- Studi Temukan Gen X dan Milenial Lebih Rentan Kena Kanker, Kok Bisa?
- Banyak Kontraktor Nakal, Ahok Sengaja Hentikan Renovasi Sekolah
- Jelang 135 Hari Terakhir Pemerintahan Jokowi, Dijuluki Bapak Pengendali Inflasi
- Jelajahi Lanskap Trading Finansial di Indonesia Bersama FundedBull
- Apa Itu Keracunan Sinar Matahari? Kenali Penyebab dan Gejalanya
- Jangan Konsumsi 3 Makanan Ini Bersamaan dengan Singkong Rebus
- Panduan untuk Turis Liburan ke Paris Saat Olimpiade 2024
- 多摩美术大学专业介绍
- Bursa Eropa Menguat, Investor Soroti Ancaman Sanksi Trump ke Putin
相关推荐:
- 10 Kota Terpintar di Dunia versi Smart City Index 2024, Tak Ada RI
- Studi Temukan Gen X dan Milenial Lebih Rentan Kena Kanker, Kok Bisa?
- Agus: Warga Jakarta Khawatir Luar Biasa atas Ancaman Penggusuran
- Ahmad Sahroni Desak KPK Selidiki Karyawan yang Terlibat Pungli Rutan: Jangan Tebang Pilih!
- 最新全球服装设计专业大学排名推送!
- Enak dan Kaya Nutrisi, Apakah Boleh Makan Pakcoy Setiap Hari?
- Jokowi Minta PON XXI dan Peparnas XVII 2024 Digelar Tepat Waktu
- Cerita di Balik Gedung Mangkrak Tertinggi di Dunia, Digosipkan Angker
- Gak Bisa, Tito Gak Berwenang Copot Anies
- Penumpang Mabuk Ngamuk, Lecehkan Pramugari dan Coba Buka Pintu Pesawat
- Datang Kesorean, Sejumlah Warga Kecewa Tidak Bisa Masuk Kawasan Taman Fatahillah Kota Tua
- 美行思远 · 西安向你发起艺术灵感位置共享
- Jangan Asal, Ini 5 Pembersih Kamar Mandi yang Tidak Merusak Keramik
- Menparekraf Sandiaga Berniat Ajak Elon Musk Keliling Wisata Bali
- Titip ke Dirjen Bea Cukai yang Baru, GAPPRI Sebut Ada Tujuh Tantangan Industri Hasil Tembakau
- 美国罗德岛设计学院怎么样?
- 世界风景园林专业大学排名介绍
- Menguat 1,13% di Mei 2025, BI Terus Fokus Bangkitkan Keperkasaan Nilai Tukar Rupiah
- Jokowi: Jalan Rusak Ganggu Jalur Logistik, Bisa Picu Inflasi
- Titip ke Dirjen Bea Cukai yang Baru, GAPPRI Sebut Ada Tujuh Tantangan Industri Hasil Tembakau